Sekilas Budaya Provinsi Riau
Suku Bangsa, Budaya, dan Agama
Sumber: anneahira.com
Suku Bangsa, Budaya, dan Agama
Penduduk provinsi Riau terdiri dari bermacam-macam suku bangsa. Mereka terdiri dari Jawa (25,05%), Minangkabau (11,26%), Batak (7,31%), Banjar (3,78%), Tionghoa (3,72%), dan Bugis (2,27%). Suku Melayu merupakan masyarakat terbesar dengan komposisi 37,74% dari seluruh penduduk Riau. Mereka umumnya berasal dari daerah pesisir di Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Kepulauan Meranti, hingga ke Pelalawan, Siak, Inderagiri Hulu dan Inderagiri Hilir. Namun begitu, ada juga masyarakat asli bersuku rumpun Minangkabau terutama yang berasal dari daerah Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, dan sebagian Inderagiri Hulu. Juga masyarakat Mandailing di Rokan Hulu, yang lebih mengaku sebagai Melayu daripada sebagai Minangkabau ataupun Batak. Abad ke-19, masyarakat Banjar dari Kalimantan Selatan dan Bugis dari Sulawesi Selatan, juga mulai berdatangan ke Riau. Mereka banyak bermukim di Kabupaten Indragiri Hilir khususnya Tembilahan.[14] Di bukanya perusahaan pertambangan minyak Caltex pada tahun 1940-an di Rumbai, Pekanbaru, mendorong orang-orang dari seluruh Nusantara untuk mengadu nasib di Riau. Suku Jawa dan Sunda pada umumnya banyak berada pada kawasan transmigran. Sementara etnis Minangkabau umumnya menjadi pedagang dan banyak bermukim pada kawasan perkotaan seperti Pekanbaru, Bangkinang, Duri, dan Dumai. Begitu juga orang Tionghoa pada umumnya sama dengan etnis Minangkabau yaitu menjadi pedagang dan bermukim pada kawasan perkotaan, serta banyak juga terdapat pada kawasan pesisir timur seperti di Bagansiapiapi, Selatpanjang, Pulau Rupat dan Bengkalis. Selain itu di provinsi ini masih terdapat sekumpulan masyarakat asli yang tinggal di pedalaman dan pinggir sungai, seperti Orang Sakai, Suku Akit, Suku Talang Mamak, dan Suku Laut.
Kesenian Riau adalah merupakan kesenian yang terdapat di wilayah Riau. Salah satu kesenian nusantara ini paling kental dengan budaya Melayu, sehingga layak kiranya jika kesenian Riau disebut sebagai pusat budaya Melayu dunia, dan menjadi tujuan utama pelacakan sumber budaya Melayu. Letak geografis Riau sebagai �markas besar� dari kesenian Riau yang berada pada jantung perlintasan bahari membuat wilayah ini telah ramai dikunjungi masyarakat asing sejak zaman dulu. Kondisi ini bisa disikapi sebagai beban sekaligus berkah. Di satu sisi, Riau menjadi ladang perhimpunan berbagai potensi kesenian dengan pengaruh budaya asing, dan di sisi lain muncul pula potensi korosi terhadap nilai-nilai budaya setempat oleh budaya asing yang kurang selaras.
Dari zaman ke zaman, budaya Melayu dengan ciri sosiologis semacam itu, telah menjadi sistem scanning dalam interaksi antarbudaya yang saling berakulturasi. Dalam perkembangannya, kesenian Riau�adalah bagian dari nilai keindahan yang tertata apik namun tak lepas dari tuntunan nilai norma Melayu yang bercorak Islam. Riau sangat kaya dengan ragam bentuk kesenian, baik seni pertunjukan seperti teater, tari, musik, dan nyanyian; maupun sastra. Dalam perkembangannya, kesenian Riau tersebut memiliki kaitan erat dengan kegiatan adat, tradisi, maupun keagamaan yang terwarisi turun temurun. Pulau Sumatera memang satu-satunya pulau di Indonesia yang masih kental memiliki kesenian bernuansa melayu. Nuansa melayu nyatanya bukan hanya dimiliki oleh kesenian Riau, kesenian di daerah lain yang masih berada di wilayah Sumatera pun memiliki nuansa yang sama. Maka janganlah heran jika ada beberapa bagian dari kesenian Riau yang mengingatkan kita akan kebudayaan melayu yang cukup kental. Sebagai salah satu kesenian yang dimiliki oleh Indonesia, kesenian Riau berbeda dengan kesenian yang dimiliki oleh wilayah Indonesia lainnya. Hal yang membedakan adalah tentu saja nuansa melayu yang sangat kental. Jika mau melihat ke belakang, sejarah atau identitas bangsa Indonesia sesungguhnya memang tidak jauh dari kebudayaan melayu. Rumpun bahasa yang kita pakai sehari-hari pun merupakan rumpun bahasa melayu. Pengaruh melayu masih sangat kental terasa di sepanjang Pulau Sumatera. Tidak mengherankan jika kesenian Riau yang memang berada di Pulau Sumatera memiliki nuansa melayu yang cukup kental. Pengaruh kebudayan rumpun melayu yang ada di kawasan Pulau Sumatera memang tidak bisa dihindari. Kebiasaan dan kehidupan masyarakat yang memang tinggal di kawasan Sumatera itulah yang melatarbelakangi kesenian khas Pulau Sumatera, salah satunya kesenian Riau.
Kesenian Riau pada dasarnya memiliki cabang-cabang kesenian yang hampir sama dengan jenis kesenian yang terdapat didaerah lain. Berikut ini adalah beberapa jenis kesenian Riau yang ikut �meramaikan� kesenian yang ada di Indonesia.
- Seni Teater Khas Kesenian Riau
Teater adalah bentuk kesenian Riau yang kompleks karena memadukan unsur-unsur seni lain seperti musik, rupa, dan sastra. Teater khas Riau memiliki ciri istana karena perkembangan kesenian ini berawal dari dalam tembok Kesultanan Riau. Tersebutlah di antaranya adalah teater Makyong, teater Mendu, teater Mamanda, dan teater Bangsawan. - Seni Tari Khas Kesenian Riau
Dalam budaya kesenian Riau, seni tari berkembang secara integral dengan seni teater. Misalnya tari Ladun, tari Jalan Kunon, dan tari Lemak Lamun yang menjadi bagian dari teater Mendu. Atau tari Selendang Awang, tari Timang Welo, tari Berjalan Jauh, dan tari Cik Milik yang merupakan bagian penyusun teater Makyong. - Seni Musik Khas Kesenian Riau
Tak beda dengan seni tari, kesenian Riau ini�pun menjadi bagian integral seni teater. Maka tersebutlah teater Mendu memanggungkan lagu Lakau, Ladun, Madah, Tala Satu, Ayuhai, dan lain-lain. Sedangkan teater Makyong memanggungkan lagu Timang Bunga, Selendang Awang, Awang Nak Beradu, Puteri Nak Beradu, dan sebagainya. Seperti disebutkan di muka, kesenian Riau tersebut merupakan bagian dari upacara yang bersifat ritual seperti buka tanah dan semah, di mana di dalamnya digunakan mantra dan serapah. - Seni Sastra Khas Kesenian Riau Seni Sastra berkembang terpisah dari seni teater, walaupun tidak sepenuhnya lepas. Warisan kesusastraan Riau yang paling menonjol adalah Gurindam Dua Belas karya cipta Raja Ali Haji. Namanya sebagai sastrawan, ahli bahasa, penulis sejarah sekaligus ulama, amat disegani di dunia. Jejaknya dijadikan rintisan bagi sastrawan sesudahnya seperti Raja Ali Kelana, Raja Zaleha, Aisyah Sulaiman, dan lain-lain. Kesenian Riau yang satu ini lahir dari pemikiran seorang pintar.
- Seni Rupa Khas Kesenian Riau Kesenian Riau yang satu ini sangat khas. Seni rupa khas Riau teraplikasi dalam motif hias seni rupa terapan, di antaranya pada seni bangunan, kerajinan, dan kain adat seperti kain tenun Siak, sutera lintang Siantan, serta sutera petak catur dan kain mastuli Daik Lingga. Dalam kesenian Riau, motif Riau menghindari gambar binatang dan manusia, dan sebagai gantinya, mengeksplorasi motif geometri dan tumbuh-tumbuhan, serta kaligrafi. Motif yang terkenal misalnya: bunga cengkih, pucuk rebung, awan larat, sayap layang-layang, siku keluang, dan lain-lain.
Sumber: anneahira.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Komennya, Ya ..??