RINGKASAN
Pengertian IPS menurut GBPP Kurikulum 1994 (2000 : 70) bahwa : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara.
Menurut kurikulum berbasis kompetensi (2001:2003) bahwa : "Pengetahuan sosial adalah bahan kajian yang terpadu merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari konsep - konsep dan ketrampilan disiplin ilmu sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, yang diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran.
Sedangkan pengertian IPS menurut Kurikulum KTSP (2006:140) menyatakan bahwa "IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu sosial pada jenjang SD/MI. Mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi melalui mata pelajaran IPS. Peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai".
Menurut kurikulum berbasis kompetensi (2001:2003) bahwa : "Pengetahuan sosial adalah bahan kajian yang terpadu merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari konsep - konsep dan ketrampilan disiplin ilmu sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, yang diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran.
Sedangkan pengertian IPS menurut Kurikulum KTSP (2006:140) menyatakan bahwa "IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu sosial pada jenjang SD/MI. Mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi melalui mata pelajaran IPS. Peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai".
I. Peta
Salah satu prinsip penting dalam penggunaan alat peraga adalah bersifat membantu, memperjelas dan mempermudahpemahaman konsep dalam mempelajari teori. Dalam pembelajaran di sekolah dasar maka diperlukan alat peraga pada tahap pengenalan maupun pengembangan.
Video Tutorial Peta ini dibuat dalam rangka mempermudah siswa maupun guru dalam menggunakan alat peraga peta, agar lebih mudah dalam memahaminya.
Video Tutorial Peta ini dibuat dalam rangka mempermudah siswa maupun guru dalam menggunakan alat peraga peta, agar lebih mudah dalam memahaminya.
Video tutorial ini meliputi :
- Peta Dunia, Peta ASEAN, Peta Asia, Peta Amerika, Peta Afrika, Peta Australia dan Selandia Baru, Peta Eropa, Peta Wawasan Nusantara, Peta Penyebaran Agama Islam di Indonesia, Peta Penjelajahan Samudera, Peta Wilayah Kerajaan Sriwijaya, dan Peta Wilayah Kerajaan Majapahit
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya.
Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya.
II. Carta IPS
Salah satu prinsip penting dalam penggunaan alat peraga adalah bersifat membantu, memperjelas dan mempermudahpemahaman konsep dalam mempelajari teori. Dalam pembelajaran di sekolah dasar maka diperlukan alat peraga pada tahap pengenalan maupun pengembangan.
Video Tutorial Carta IPS ini dibuat dalam rangka mempermudah siswa maupun guru dalam menggunakan alat peraga Carta IPS, agar lebih mudah dalam memahaminya.
Video Tutorial Carta IPS ini dibuat dalam rangka mempermudah siswa maupun guru dalam menggunakan alat peraga Carta IPS, agar lebih mudah dalam memahaminya.
Video tutorial ini meliputi :
- Carta Lapisan - Lapisan Atmosfer, yang menggambarkan lapisan - lapisan atmosfer yang terdiri dari lapisan : troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer
- Carta Faktor Pendorong Interaksi Sosial, yang berisi gambar situasi proses imitasi, identifikasi, sugesti, dan simpati dan deskripsi singkatnya,
- Carta Bentuk Proses Interaksi Sosial Assosiatif dan Dissosiatif, yang berisi gambar proses assosiatif dan dissosoatif dan deskripsi singkatnya,
- Carta Macam Status Sosial, yang berisi gambar contoh status sosial,
- Carta Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan, yang berisi gambar situasi perubahan terencana dan tidak direncanakan, berdampak kecil dan berdampak besar, perubahan cepat dan lambat, serta deskripsi singkatnya,
- Carta Spesimen Uang, yang berisi gambar contoh spesimen jenis uang (kartal dan giral), mata uang (termasuk mata uang asing yang penting), serta deskripsi singkatnya
- Carta Pasar, yang berisi gambar contoh jenis atau macam pasar, dan deskripsi singkatnya,
- Carta Lingkungan Hidup dan Permasalahannya, yang berisi gambar contoh situasi lingkungan rusak dan lingkungan terbina, bentuk - bentuk pemeliharaan dan penanggulangan lingkungan, serta deskripsi singkatnya,
- Carta Bentang Alam dan Budaya, yang berisi gambar contoh situasi bentang alam dan bentang rekayasa manusia, serta deskripsi singkatnya, dan
- Carta Bagan Gunung Api dan Tipe - Tipe Gunung Api, yang berisi gambar bagian - bagian intrusi, ekstrusi gunung api dan tipe - tipe gunung api, serta deskripsi singkatnya.
Sebagai pembelajaran bagi siswa dengan menggunakan alat peraga Carta IPS siswa akan dengan mudah mempelajari berbagai materi dalam sajian bentuk carta yang berisi gambar dan penjelasan singkatnya.
Dalam Carta IPS ini terdiri dari bermacam carta yang mewakili berbagai kondisi dan materi pelajaran IPS.
Dalam Carta IPS ini terdiri dari bermacam carta yang mewakili berbagai kondisi dan materi pelajaran IPS.
III. Atlas
Atlas adalah kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku, tetapi juga ditemukan dalam bentuk multimedia. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara, statisik geopolitik, sosial, agama, dan ekonomi. Atlas yang pertama kali tidak diberi nama demikian pada saat pertama kali dipublikasikan. Buku pertama yang dapat disebut atlas dibuat berdasarkan hasil perhitungan dari Claudius Ptolemaeus, seorang ilmuwan yang mempelajari geografi yang bekerja di Aleksandria pada 150 SM. Edisi pertama dipublikasikan di Bologna pada 1477 dan memiliki 27 buah peta.
Ilmuwan tidak dapat memastikan apakah gambar peta-peta tersebut berasal dari peta asli yang dibuat Ptolomaeus atau dibuat oleh ilmuwan abad pertengahan berdasarkan tulisan Ptolomaues. Sejak 1544, banyak peta yang dibuat, khususnya sehubungan dengan hubungan dagang antara Roma dan Venesia. Setiap pembuat peta bekerja terpisah, menghasilkan peta berdasarkan kebutuhannya masing-masing.
Abraham Ortelius dikenal karena membuat atlas modern pertama pada 20 Mei 1570. Karyanya yang berjudul Theatrum Orbis Terrarum, memuat 53 peta yang mencakup negara-negara di dunia pada saat itu. Karyanya tersebut merupakan buku pertama dari jenisnya yang memuat dalam ukuran yang seragam. Pada saat itu, karya tersebut terbilang sukses. Tetapi, penggunaan istilah "atlas" untuk koleksi peta belum digunakan sampai 1595 dimana Gerardus Mercator menerbitkan karyanya yang berjudul "Atlas, Sive Cosmographicae Meditationes De Fabrica Mundi ..." (Atlas, atau Deskripsi dari Dunia) (Duisburg, 1585-1595).
Atlas yang digunakan pada alat peraga IPS SMP adalah :
Abraham Ortelius dikenal karena membuat atlas modern pertama pada 20 Mei 1570. Karyanya yang berjudul Theatrum Orbis Terrarum, memuat 53 peta yang mencakup negara-negara di dunia pada saat itu. Karyanya tersebut merupakan buku pertama dari jenisnya yang memuat dalam ukuran yang seragam. Pada saat itu, karya tersebut terbilang sukses. Tetapi, penggunaan istilah "atlas" untuk koleksi peta belum digunakan sampai 1595 dimana Gerardus Mercator menerbitkan karyanya yang berjudul "Atlas, Sive Cosmographicae Meditationes De Fabrica Mundi ..." (Atlas, atau Deskripsi dari Dunia) (Duisburg, 1585-1595).
Atlas yang digunakan pada alat peraga IPS SMP adalah :
- Atlas Indonesia dan Dunia, dan
- Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia.
Mencari Informasi Dari Atlas Informasi dalam atlas dapat dicari melalui: index, daftar isi, garis lintang, dan garis bujur / meredian.
- Index nomor peta, yaitu nomor peta untuk membantu pemakai peta mencari letak suatu tempat. Contoh: 19 C 6, 19 menunjukan halaman tempat itu berada, C menunjukan baris (lintang) pada halaman itu, dan 6 adalah kolom (bujur) pada halaman itu.
- Daftar Isi, Daftar isi berisi tentang urutan atlas lengkap dengan halamannya. Daftar isi berguna sebagai petunjuk bagi pengguna peta. Contoh: daftar isi Atlas Nasional secara berturut-turut berisi tentang kata pengantar, peta Indonesia, pulau-pulau Indonesia, kota-kota besar di tiap pulau dan sebagainya.
- Garis Lintang dan bujur. Garis lintang adalah garis-garis khayal bumi pada peta yang melintang arah timur-barat. Garis lintang disebut juga garis paralel. Adapun garis-garis lintang istimewa bumi adalah :
- Garis lintang 0° (garis ekuator/garis katulistiwa) yang membagi bumi menjadi dua bagian utara dan selatan.
- Garis 231/2° LU dan LS merupakan garis balik peredaran semu tahunan matahari.
- Titik lintang 90° merupakan titik kutub.
Garis bujur adalah garis khayal bumi pada peta yang membujur dari kutub utara ke kutub selatan. Garis bujur disebut juga garis meredian. Garis bujur berguna untuk pembagian daerah waktu.
IV. Globe
1. Definisi
Istilah globe berasal dari bahasa latin "globess" yang berarti "bulatan" atau "bola". Globe digunakan untuk menunjukan bola bumi dan bola langit (planet). Secara khusus globe merupakan suatu model (miniatur) dari bumi yang berbentuk bola dan dapat diputar pada porosnya seperti bumi kita ini dibuat dengan skala tertentu.
Seorang sarjana bangsa Yunani bernama Crates pada tahun ± 400 S.M berpendapat bumi berbentuk bulat seperti bola. Hal itu kemudian dibuktikan oleh ekspedisi Magellans pada tahun 1522 yang mengelilingi bumi dengan armada lautnya. Tetapi sebenarnya bentuk bumi tidaklah bulat sempurna seperti sebuah bola, melainkan agak pipih di kedua kutubnya yang kemudian disebut bentuk elipsoida (Elip) atau spheroida.
Beberapa sarjana, antara lain: Bessel, Hayford, dan Everest telah memperhitungkan secara matematis ukuran-ukuran bumi dan menyatakan garis tengah bumi dari kutub ke kutub lebih pendek dari pada garis tengah ekuator bumi. Oleh karena perbedaan panjang garis tengah tadi, maka bumi berbentuk elipsoida. Berbagai elipsoida digunakan dalam pemetaan. Tiap-tiap elipsoida ditentukan oleh parameter sumbu panjang dan sumbu pendek bumi yang disebut dengan bilangan kepipihan (Flattened = f).
Istilah globe berasal dari bahasa latin "globess" yang berarti "bulatan" atau "bola". Globe digunakan untuk menunjukan bola bumi dan bola langit (planet). Secara khusus globe merupakan suatu model (miniatur) dari bumi yang berbentuk bola dan dapat diputar pada porosnya seperti bumi kita ini dibuat dengan skala tertentu.
Seorang sarjana bangsa Yunani bernama Crates pada tahun ± 400 S.M berpendapat bumi berbentuk bulat seperti bola. Hal itu kemudian dibuktikan oleh ekspedisi Magellans pada tahun 1522 yang mengelilingi bumi dengan armada lautnya. Tetapi sebenarnya bentuk bumi tidaklah bulat sempurna seperti sebuah bola, melainkan agak pipih di kedua kutubnya yang kemudian disebut bentuk elipsoida (Elip) atau spheroida.
Beberapa sarjana, antara lain: Bessel, Hayford, dan Everest telah memperhitungkan secara matematis ukuran-ukuran bumi dan menyatakan garis tengah bumi dari kutub ke kutub lebih pendek dari pada garis tengah ekuator bumi. Oleh karena perbedaan panjang garis tengah tadi, maka bumi berbentuk elipsoida. Berbagai elipsoida digunakan dalam pemetaan. Tiap-tiap elipsoida ditentukan oleh parameter sumbu panjang dan sumbu pendek bumi yang disebut dengan bilangan kepipihan (Flattened = f).
Globe digunakan untuk meletakkan tempat-tempat dalam keterkaitan yang tepat antara satu tempat dengan tempat ainnya. Untuk menempatkan posisi tempat - tempat tersebut dilihat garis - garis artifisial / tambahan, yang berdasarkan kesepakatan internasional, dan dilukiskan dalam globe itu dalam kaitannya dengan kutub bumi (kutub geografis, bukan kutub magnet bumi).
Sumbu bumi adalah pusat bumi berputar atau berotasi dengan arah putaran negatif (berlawanan dengan arah jarum jam). Tempat - tempat di Bujur Timur mempunyai waktu lokal lebih awal dari pada waktu Greenwich (Greenwich Mean Time = GMT), sedangkan yang terletak di Bujur Barat lebih lambat dari GMT. Setiap 15 derajat perbedaan meredian waktunya berbeda 1 jam. Kedua garis meredian 180° BT dan 180° BB berimpit di tengah-tengah Samudera Pasifik di sebelah barat Polenisia. Di situlah terletak Garis Batas Tanggal Internasional. Seseorang yang melintasi garis itu ke arah timur harus menghitung sekali lagi tanggal yang sama. Sebaliknya yang melintasi ke arah barat harus meloncati/melewatkan 1 hari dari tanggal ketika ia melintasi garis batas tersebut.
2. Sejarah dan Sifat Globe
Globe pertama dibuat oleh Martin Behaim di Nuremberg, Jerman pada tahun 1492, merupakan perkiraan bentuk bumi yang paling mendekati keadaan sebenarnya dengan skala diperkecil. Globe tersebut dibuat dengan konsep Ptolemy sehingga benua Amerika belum tergambar. Adapun globe yang paling terkenal pada masa-masa itu ialah globe buatan Johannes Schoner, juga dari Nuremberg. Dua dari globenya yang bertahun 1515 dan 1520 menggambarkan selat Amerika Selatan, meskipun Magellan belum melakukan pelayaran dan pemetaan ke daerah itu.
Pada setiap globe, garis tengah dan luasnya berbanding langsung dengan garis tengah dan luas permukaan bumi sebenarnya. Dengan globe dapat digambarkan secara tepat jarak (equidistant), luas (equivalent), arah dan bentuk (conform) dengan cara terbaik, yaitu mendekati keadaan sebenarnya, walaupun dengan skala yang diperkecil.
Sebagai alat peraga untuk pengajaran geografi, globe mempunyai beberapa keunggulan, yaitu akurat dalam melukiskan muka bumi, jarak yang equidistant, luas yang equivalent serta interrelasi antara satu tempat dengan tempat - tempat yang lain, seperti misalnya masalah iklim (angin topan, badai, hujan, dan lain-lain). Namun demikian globe mempunyai kekurangan juga, yaitu bentuknya yang tidak mudah diringkas untuk dibawa (tidak portable) dan hanya baik untuk memberikan gambaran globe. Untuk itu saling melengkapi antara globe, atlas, dan peta memang hal yang paling baik.
Sumbu bumi adalah pusat bumi berputar atau berotasi dengan arah putaran negatif (berlawanan dengan arah jarum jam). Tempat - tempat di Bujur Timur mempunyai waktu lokal lebih awal dari pada waktu Greenwich (Greenwich Mean Time = GMT), sedangkan yang terletak di Bujur Barat lebih lambat dari GMT. Setiap 15 derajat perbedaan meredian waktunya berbeda 1 jam. Kedua garis meredian 180° BT dan 180° BB berimpit di tengah-tengah Samudera Pasifik di sebelah barat Polenisia. Di situlah terletak Garis Batas Tanggal Internasional. Seseorang yang melintasi garis itu ke arah timur harus menghitung sekali lagi tanggal yang sama. Sebaliknya yang melintasi ke arah barat harus meloncati/melewatkan 1 hari dari tanggal ketika ia melintasi garis batas tersebut.
2. Sejarah dan Sifat Globe
Globe pertama dibuat oleh Martin Behaim di Nuremberg, Jerman pada tahun 1492, merupakan perkiraan bentuk bumi yang paling mendekati keadaan sebenarnya dengan skala diperkecil. Globe tersebut dibuat dengan konsep Ptolemy sehingga benua Amerika belum tergambar. Adapun globe yang paling terkenal pada masa-masa itu ialah globe buatan Johannes Schoner, juga dari Nuremberg. Dua dari globenya yang bertahun 1515 dan 1520 menggambarkan selat Amerika Selatan, meskipun Magellan belum melakukan pelayaran dan pemetaan ke daerah itu.
Pada setiap globe, garis tengah dan luasnya berbanding langsung dengan garis tengah dan luas permukaan bumi sebenarnya. Dengan globe dapat digambarkan secara tepat jarak (equidistant), luas (equivalent), arah dan bentuk (conform) dengan cara terbaik, yaitu mendekati keadaan sebenarnya, walaupun dengan skala yang diperkecil.
Sebagai alat peraga untuk pengajaran geografi, globe mempunyai beberapa keunggulan, yaitu akurat dalam melukiskan muka bumi, jarak yang equidistant, luas yang equivalent serta interrelasi antara satu tempat dengan tempat - tempat yang lain, seperti misalnya masalah iklim (angin topan, badai, hujan, dan lain-lain). Namun demikian globe mempunyai kekurangan juga, yaitu bentuknya yang tidak mudah diringkas untuk dibawa (tidak portable) dan hanya baik untuk memberikan gambaran globe. Untuk itu saling melengkapi antara globe, atlas, dan peta memang hal yang paling baik.
V. Spesimen Batuan dan Mineral
1. Mineral
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral dapat kita jumpai dimana - mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk di tambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral dapat kita jumpai dimana - mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk di tambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang - bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai "kristal". Dengan demikian, kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara - cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
Pengetahuan tentang "mineral" merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil "lithos" dari bahasa latin yang berarti batu, dan "sphere" yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu "Karbon". Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur "Natrium" dan "Chlorit" dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu. Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut "Mineralogi", di dalamnya juga mencakup pengetahuan tentang "Kristal", yang merupakan unsur utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasar - dasar geologi atau "Geologi Fisik", di mana batuan, yang terdiri dari mineral, merupakan topik utama yang akan dibahas. Di atas telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis - jenis batuan sebagai bahan yang membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral - mineral yang membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah mengenal dan memahami "mineralogi", maka untuk selanjutnya akan diulas secara garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja.
2. Batuan
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan. Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, dataran - dataran di benua hingga di dalam cekungan di bawah permukaan laut. Kemanapun kita menoleh, maka kita selalu akan bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan. Sebut saja kerikil di halaman rumah, kemudian di jalan yang landasannya atau bagian tepinya dibuat dari batu. Di dasar atau tebing sungai, bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar terbuat dari batu. Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada yang sama warna dan jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak mengherankan apabila batuan merupakan bagian utama dari Bumi kita ini.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan tadi, maka kita berupaya untuk mengelompokannya. Dari hasil pengamatan terhadap jenis - jenis batuan tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan atau metamorfis. Penelitian - penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap batuan, menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan yang erat satu dengan lainnya, dan batuan beku dianggap sebagai "nenek moyang" dari batuan lainnya. Dari sejarah pembentukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan keadaan, maka terjadilah perubahan - perubahan yang disertai dengan pembentukan kelompok - kelompok batuan yang lainnya. Proses perubahan dari satu kelompok batuan ke kelompok lainnya, merupakan suatu siklus yang dinamakan "daur batuan".
Pengetahuan tentang "mineral" merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil "lithos" dari bahasa latin yang berarti batu, dan "sphere" yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu "Karbon". Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur "Natrium" dan "Chlorit" dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu. Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut "Mineralogi", di dalamnya juga mencakup pengetahuan tentang "Kristal", yang merupakan unsur utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasar - dasar geologi atau "Geologi Fisik", di mana batuan, yang terdiri dari mineral, merupakan topik utama yang akan dibahas. Di atas telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis - jenis batuan sebagai bahan yang membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral - mineral yang membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah mengenal dan memahami "mineralogi", maka untuk selanjutnya akan diulas secara garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja.
2. Batuan
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan. Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, dataran - dataran di benua hingga di dalam cekungan di bawah permukaan laut. Kemanapun kita menoleh, maka kita selalu akan bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan. Sebut saja kerikil di halaman rumah, kemudian di jalan yang landasannya atau bagian tepinya dibuat dari batu. Di dasar atau tebing sungai, bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar terbuat dari batu. Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada yang sama warna dan jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak mengherankan apabila batuan merupakan bagian utama dari Bumi kita ini.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan tadi, maka kita berupaya untuk mengelompokannya. Dari hasil pengamatan terhadap jenis - jenis batuan tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan atau metamorfis. Penelitian - penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap batuan, menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan yang erat satu dengan lainnya, dan batuan beku dianggap sebagai "nenek moyang" dari batuan lainnya. Dari sejarah pembentukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan keadaan, maka terjadilah perubahan - perubahan yang disertai dengan pembentukan kelompok - kelompok batuan yang lainnya. Proses perubahan dari satu kelompok batuan ke kelompok lainnya, merupakan suatu siklus yang dinamakan "daur batuan".
VI. Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah.
Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi di Cina dan diuraikan dalam buku Loven Heng. Di abad kesembilan, orang Cina telah mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum yang berputar.
Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi di Cina dan diuraikan dalam buku Loven Heng. Di abad kesembilan, orang Cina telah mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum yang berputar.
Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang Cina dan kemudian memperdagangkannya. Tetapi baru pada tahun 1877 orang Inggris, William Thomson, 1st Baron Kelvin (Lord Kelvin) membuat kompas yang dapat diterima oleh semua negara. Dengan memperbaiki kesalahan - kesalahan yang timbul dari deviasi magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal.
Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara sejati. Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira - kira 40 km per tahun ke arah barat laut.
Kompas lensatik terdiri dari 3 bagian :
Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara sejati. Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira - kira 40 km per tahun ke arah barat laut.
Kompas lensatik terdiri dari 3 bagian :
- Cover, atau penutup kompas berguna untuk melindungi jarum magnetik dan piringan azimuth saat tidak digunakan. Di bagian tengahnya terdapat kawat bidik untuk membidik point atau titik,
- Base, atau tubuh kompas memiliki bagian sebagai berikut :
- Cakra angka atau piringan azimuth / floating dial bertumpu pada suatu poros, sehingga dapat berputar bebas saat berotasi,
- Pelindung piringan azimuth adalah kaca atau plastik bening yang memiliki garis indek tetap berwana hitam, dan
- Cincin gerigi pada saat diputar akan berbunyi klik, dan tiap klik menandakan rotasi sebanyak 3°, total ada 120 klik dalam satu lingkaran penuh.
- Lensa, digunakan untuk membaca azimuth dan memiliki celah bidik yang digunakan bersamaan dengan kawat bidik pada cover. Celah bidik ini juga digunakan untuk mengunci piringan azimuth agar tidak bergerak saat ditutup. Celah bidik harus dibuka lebih dari 45° agar piringan azimuth bergerak bebas.
Semoga bermanfaat ...
Sumber : http://127.0.0.1:4001/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Komennya, Ya ..??