Kamis, 02 Oktober 2014

Q U R B A N

Allah Ta’ala melalui Surah Al-Kautsar menyerukan umat Islam untuk menyembelih Qurban: “Maka shalatlah engkau karena Tuhanmu dan menyembelihlah qurban”.

Karena pentingnya berqurban Rasulullah SAW. mengecam seorang Muslim yang mampu namun tidak mau berqurban.
3123 – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا»
__________
[حكم الألباني] حسن


… sesungguhnya Rasulullah SAW.  bersabda: “Barangsiapa memiliki keluasan harta dan tidak mau menyembelih qurban maka jangan mendekat tempat shalatku”.
[Hadist Ibnu Majah No. 3123 Kitabul Adlohi]

Umat Islam hendaknya tidak salah kaprah terhadap ibadah Qurban. Ibadah yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha itu bukan persoalan daging. Pahala utama berqurban bukanlah pada dagingnya. Sebagaimana Firman Allah dalam Surah Haji ayat 37: “Daging dan darah hewan qurban itu tidak sampai kepada Allah akan tetapi ketaqwaan kalianlah yang sampai kepada-Nya”.


Tidak seperti zakat yang harus dibagikan kepada 8 golongan mustahiq, menurut Surah Haji ayat 36, daging qurban boleh dimakan sendiri, atau dibagikan kepada orang yang minta maupun tidak minta. Jadi siapapun berhak menerima dan makan daging hewan qurban.
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (36) لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ (37)


KRITERIA HEWAN QURBAN

Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.  beberapa kriteria hewan qurban yang mesti disembelih untuk qurban antara lain:
  • Hewan qurban yang hendak disembelih sudah cukup umur (musinatan); kambing/domba umur satu tahun, sapi umur 2 tahun atau onta umur lima tahun.
  • diutamakan hewan qurban yang besar dan gemuk.
Sedangkan hewan yang tidak diperkenankan untuk qurban adalah:
  • Hewan yang belum cukup umur,
  • hewan yang sakit,
  • hewan yang cacat seperti; juling matanya, pincang kakinya, patah / sobek tanduk atau telinganya
13 – (1963) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً، إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ، فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ الضَّأْنِ»
… Rasulullah s.a.w. bersabda: “Janganlah kalian menyembelih kecuali yang cukup umur kecuali jika sulit atas kamu maka sembelihlah cempe dari kambing gibas”.
[Hadist Shohih Muslim No. 13 Kitabu Shoidi wazabaih Wa maa ya’qulu min Hayawan]

3122 – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ: أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَوْ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «إِذَا أَرَادَ أَنْ يُضَحِّيَ، اشْتَرَى كَبْشَيْنِ عَظِيمَيْنِ، سَمِينَيْنِ، أَقْرَنَيْنِ، أَمْلَحَيْنِ مَوْجُوءَيْنِ، فَذَبَحَ أَحَدَهُمَا عَنْ أُمَّتِهِ، لِمَنْ شَهِدَ لِلَّهِ، بِالتَّوْحِيدِ، وَشَهِدَ لَهُ بِالْبَلَاغِ، وَذَبَحَ الْآخَرَ عَنْ مُحَمَّدٍ، وَعَنْ آلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Aba Hurairah meriwayatkan: “Bahwa Rasullah s.a.w . apabila hendak berkurban maka beliau membeli dua ekor domba jantan besar, gemuk, bertanduk, putih kehitaman, dikebiri, lalu beliau menyembelih salah satunya untuk umatnya yang bersyahadat tauhid bagi Allah dan bersyahadat bagi Nabi yang menyampaikan risalah, dan satunya lagi beliau sembelih untuk Muhammad dan keluarga Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.”
[Hadist Ibnu Majah No. 3122 Kitabul Adhohiyi]

2802 – حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ النَّمِرِيُّ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ فَيْرُوزَ، قَالَ: سَأَلْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ مَا لَا يَجُوزُ فِي الْأَضَاحِيِّ. فَقَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصَابِعِي أَقْصَرُ مِنْ أَصَابِعِهِ، وَأَنَامِلِي أَقْصَرُ مِنْ أَنَامِلِهِ فَقَالَ: ” أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي الْأَضَاحِيِّ – فَقَالَ -: الْعَوْرَاءُ بَيِّنٌ عَوَرُهَا، وَالْمَرِيضَةُ بَيِّنٌ مَرَضُهَا، وَالْعَرْجَاءُ بَيِّنٌ ظَلْعُهَا، وَالْكَسِيرُ الَّتِي لَا تَنْقَى “. قَالَ: قُلْتُ: فَإِنِّي أَكْرَهُ أَنْ يَكُونَ فِي السِّنِّ نَقْصٌ. قَالَ: «مَا كَرِهْتَ فَدَعْهُ وَلَا تُحَرِّمْهُ عَلَى أَحَدٍ» قَالَ أَبُو دَاوُدَ: «لَيْسَ لَهَا مُخٌّ»
__________
[حكم الألباني] : صحيح
… Ubaid bin Fairuz meriwayatkan: Saya bertanya pada Baro’ bin ‘Azib apa-apa yang tidak boleh dalam qurban, maka Baro’ menjawab: Rasulullah s.a.w. berdiri di antara kami dan jari-jariku lebih pendek dari punya Nabi, dan rus jari-jariku juga lebih pendek daripada punya Nabi, maka Nabi bersabda: “Empat tidak boleh dalam berqurban: juling yang jelas julingnya, sakit yang jelas sakitnya, dan pincang yang jelas pincangnya, dan yang pecah / patah kakinya tidak punya sumsum.
Ubaid menerangkan: Saya berkata, maka sesungguhnya saya benci jika ada kurang umur, Baro’ berkata Apa-apa yagn engkau benci maka tinggalkan, jangan mengharamkan pada orang lain. Abu Dawud berkata: Hewan yang tidak memiliki sumsum.
[Hadist Abu Dawud No. 2802 Kitabudhohaya]


QURBAN PATUNGAN

Idealnya ibadah qurban dilakukan satu orang menyembelih satu ekor hewan, onta, sapi atau kambing. Namun karena keterbatasan kemampuan qurban juga bisa dilaksanakan secara patungan, satu ekor hewan untuk bersama-sama.
Sebagaimana dicontohkan para sahabat dalam Hadist Nasa’i No. 4392 Kitabu Dhohaya. Dalam hadist tersebut para shabat patungan menyembelih satu ekor sapi untuk 7 orang dan satu onta untuk sepuluh orang. Jumlah tujuh orang dan 10 orang dalam hadist tersebut bukanlah ketentuan yang mengikat. Pada prinsipnya jumlah jamaah patungan bisa berapapun tergantung kemampuan jamaah setempat.
4392 – أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ غَزْوَانَ قَالَ: حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ حُسَيْنٍ يَعْنِي ابْنَ وَاقِدٍ، عَنْ عِلْبَاءَ بْنِ أَحْمَرَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَحَضَرَ النَّحْرُ، فَاشْتَرَكْنَا فِي الْبَعِيرِ عَنْ عَشْرَةٍ وَالْبَقَرَةِ عَنْ سَبْعَةٍ»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Ibni Abas meriwayatkan: “Ada kami bersama Rasulillah SAW. dalam perjalanan maka datanglah hari raya Qurban. Maka kami patungan (urunan) dalam unta sepuluh orang dan sapi dari tujuh orang”.
[Hadist Nasa’i No. 4392 Kitabu Dhohaya]

Sumber : http://pengajian-ldii.net/2013/10/10/ayo-qurban/#more-1809


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Komennya, Ya ..??